My Blissfully Blessed Paradise



Surga kecil saya di bulan Ramadhan tiap menjelang petang..
Menyiapkan menu buka puasa dan masakan untuk makan malam..
Sambil menikmati pemandangan lucu dari pintu dapur, akan anak-anak juga mbak-mbak komplek yang tengah main bersama Rashi dan mbaknya..

Sebentar kemudian kegiatan saya di dapur diinterupsi oleh sapaan hangat ibu tetangga,
"Tem..ini cobain yah..ibu bikin bubur sumsum sedikit.."

Tak lama setelah berterima kasih pada si ibu sambil menyodorkan segelas besar smoothie semangka mixed strawberry, suami saya pulang lebih awal sambil membawakan minuman segar..
"Reward spesial buat Ayank yang hari ini sudah ngurus keluarga dan menyiapkan menu Ramadhan," katanya.
Saya tergelak seraya mencium pipinya..

Berselang 30 menit, mbaknya Rashi datang menggendong satu mahkluk mungil yang baru saja puas bermain dengan kakak-kakaknya.
Tawa riangnya menambah lagi alasan untuk menyunggingkan senyum yang terselip doa..
Menyenangkan keluarga dengan kreativitas sederhana, ternyata rasanya memang selalu sangat sangat bahagia..










Rashi bermain dengan Keisha, anak Mbak Dian, tetangga sebelah rumah yang sudah terasa seperti sahabat bagi saya..




Ini surga kecil saya yang sempurna..
Mengantar suami berangkat kerja bersama Rashi di gendongan dan berkata,"Sukses lagi ya Ayank hari ini..Doain Ayah Nak, biar sukses dan berkah terus tiap hari.."
Membukakan pintu untuk suami setiap kali ia pulang kerja dan mendengar ia bertanya,"Hi Love, how's your day?"
Memeluk suami dengan excited setiap kali ia kembali ke rumah, seakan-akan dia baru saja pulang dari medan perang selama 7 tahun..

Berkreasi mencari ide menu masakan baru untuk menyenangkan keluarga lagi hari ini..
Menikmati rasa senang mendengar suami sumringah berkata,"Waah Beibbb, masakan Ayank enakk.." waktu makan bersama keluarga..

Menyesapi rasa senang yang sangat tidak terkatakan setiap kali saya membayar gaji dan berbagi dengan mereka yang bekerja di rumah kita..
Tertawa dan selalu bertukar cerita bersama tetehnya Rashi sebagai tanda saya ingin memperlakukannya hanya seperti anggota keluarga, sekaligus bentuk terima kasih saya setiap hari karena dia begitu telaten menyayangi anak saya seperti adiknya sendiri..

Menjalin persahabatan juga dengan tetangga sebelah sambil menemani Rashi bermain bersama anaknya..
Menghargai sejuknya kesempatan menulis pagi-pagi di beranda setelah melihat Rashi masih tertidur pulas..
Tertawa dengan segenap hati saat bercanda dengan suami sambil menonton TV..

Dan saya sangat menghargai hobi suami yang senang mengajak saya kencan kilat, sekedar jalan-jalan sebentar ke tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah sambil membeli keperluan Rashi bila ia telah tertidur pulas di malam hari..

Tentunya hal ini sesekali kami lakukan setelah kami benar-benar mengenal pola tidur Rashi di malam hari telah sangat teratur, dimana sejak umur 3 bulan ia biasa tidur sekitar pukul 18.30, dan baru bangun karena ingin menyusui sekitar pukul 23.00 atau pernah terjadi dia baru ingin menyusui pada pukul 01.00 dini hari..
Kadang dalam pulasnya, saya tetap khawatir tidakkah dia lapar?
Tapi Rashi memang sejak lahir memiliki pola menyusui yang cukup unik.
Dia akan sangat sering dan intens menyusui sejak fajar hingga waktu Magrib.
Sehingga sudah bisa ditebak, ia tidak akan kuat melawan kantuk begitu jarum jam bergerak menuju waktu Isya (ba'da Magrib).

Selain itu juga karena kami sudah kami yakin akan ketelatenan dan sifat amanah dari teteh yang menjaganya..

Satu perasaan yang menjadi bagian diri saya setelah memiiki Rashi adalah, bahwa walaupun saya dan suami sedang berada di tempat yang berjarak hanya sekitar 15 menit dari rumah, pikiran saya selalu melekat padanya..
Saya selalu berharap semoga tidur Rashi pulas, juga dalam keadaan yang nyaman serta aman..
Rasanya ada perasaan senang yang tidak terkatakan kalau mendengar tetehnya bilang,
"Adek masih tidur pulas banget,Bu.." setiap kali saya menelepon si teteh untuk mengecek kondisi Rashi..

Dan salah satu hal favorit saya tentang Rashi : dia sering sekali baru menggeliat bangun sebentar, setelah saya sudah cukup lama berada di rumah kembali..
Seakan dia tahu bahwa mamanya memang menginginkannya selalu bisa menikmati istirahat yang enak ketika saya ada keperluan sebentar di luar rumah.
Sehingga untuk urusan terbangun dari tidur pun, ia seperti bisa menundanya hingga saya telah lama kembali lagi ke rumah..

Senang rasanya mengetahui ada hal-hal yang bisa tidak terlalu berubah sejak kali pertama kami menikah..
Ternyata kita tetap bisa romantis dan semakin bahagia, setelah berkeluarga..

Saya jadi semakin menghargai kebersamaan dengan suami, sesederhana apapun itu, sesingkat apapun waktu yang kami miliki..
Walaupun kegiatan semacam membeli perlengkapan bayi bersama suami di hypermarket terdekat dari rumah, mungkin terlihat sebagai hal yang simpel atau sepele bagi semua orang..
Tapi mini-hot-date seperti itu tetap bisa terasa luar biasa bagi saya dan suami..

Rasanya tetap ada sensasi menyenangkan yang kami berdua rasakan dari kesempatan untuk pergi bersama sambil mendengarkan playlist lagu2 romantis favorit kami, meskipun tidak lama..
Senang yang kami nikmati justru terasa semakin jauh lebih baik..karena sekarang di setiap kencan kilat kami selalu ada terselip rasa kangen terhadap anak yang sebaris senyumnya saja sanggup menciptakan sebuah makna surga..

Setiap memikirkan hidup dan kebaikan lingkungan di sekitar saya, semuanya hanya berujung pada kata bahagia..
Tidak pernah berhasil menahan rasa untuk bersyukur atas bahagia yang Ia berkahi tanpa henti..

Saya percaya, kalau saya juga berikhtiar tiada henti untuk mensyukuri surga ini..
Allah pasti akan menambah lagi jutaan varian tanaman harapan dan bunga impian di taman sakinah nan luas di surga kami..
Dengan arah, cara, kuasa, dan daya yang akan selalu Ia miliki..
Sedari pagi pelan-pelan saya mulai menghidupkan mimpi, sambil terus menjalani amanah dedikasi mulia yang telah Allah beri..
Suatu saat nanti, mimpi ini akan Allah jadikan kebaikan yang berarti..
Pasti.

Karena percaya dan patuh pada arahan takdir Allah,
Tidak akan pernah menjadi cara yang aneh apalagi jalan yang salah untuk mendekap hidup bahagia yang berkah..

My daily life, is His very own way to show me that He is so beyond capable to create such a blissfully blessed heaven..
Here on earth..
In a form of such a seriously wonderful family..

"What is Happiness to you?"
"And how happy are you?"
We always meet these two simple questions in our life.
But the thing that maybe we've never knew is that we all already got the happiness inside our heart from the very beginning..
So you don't need to make yourself keep busy with looking for the happiness outside of you.
This is the situation that we call 'Destination-Addicted'.
Those kind of people who's been too busy searching for the meaning of happiness, so they missed all the kind of happiness they never realized that they already got it in their lives..

-A great discussion about happiness by a super cool psychologist that I watched a few years ago in The Oprah Show-


Share:

2 Comments